Senin, Juni 22, 2020

Hujan dan perasaan, apa sebenarnya korelasinya?

Sudah banyak puisi, novel, film, atau tulisan lain yang menggambarkan tentang hujan dan perasaan. Kebanyakan orang menjadi lebih melankolis ketika langit mulai mendung dan mulai menjatuhkan titik-titik air yang sebenarnya adalah bagian dari suatu siklus dimana air di daratan menguap, menjelma jadi uap air, berkumpul menjadi awan dan kemudian jatuh sebagai hujan. Ya, sebuah perputaran air, di mana air yang berada di bumi akan kembali ke langit, kembali lagi ke bumi, kembali lagi ke langit, dan seterusnya.
Lalu mengapa kebanyakan orang menjadi banyak mengenang ketika turun hujan, apalagi jika sedang sendirian?
Bahkan aku pun tak luput dari perasaan aneh itu.

Langit mulai menghitam. Angin terasa semakin dingin. Aku menatap hujan yang mulai turun dari balik jendela kaca di tempatku berada. Kemudian perasaan-perasaan itu menyerbu masuk tanpa diundang(rindu) . Ada begitu banyak rindu. Aku merindukan rumah, kampung halaman yang jauhnya puluhan kilometer dari tempatku berada. Ketika hujan turun di sana, aku bisa melihat pelataran yang luas dan seluruh pohon-pohon menjadi basah. Ada sawah di samping rumah yang ketika hujan deras reda akan menjelma menjadi lautan tempatku dulu bermain perahu dari pelepah pisang. Hujan juga mengingatkanku pada segelas kopi hitam buatan ibu, yang akan menemani kami selagi bercerita tentang apa saja sambil menunggu hujan mereda. Hujan, kopi,ibu dan kedua adikku adalah perpaduan sempurna yang tidak akan bisa kudapatkan penggantinya di manapun di seluruh dunia.

Hujan di luar jendela makin deras dan mendadak aku ingin pulang.
Bukankah kata “pulang” menjadi semakin bermakna jika telah mengerti artinya “rindu”?
Hujan terus tumpah dan menyerangku dengan butiran-butiran kenangan yang lain.
Barangkali kenangan-kenangan itu akan terus saja jatuh menyerbuku seperti hujan, untuk kemudian kembali lagi pada muara bersama aliran air, kemudian berkumpul lagi menjadi awan dan jatuh lagi mencariku ketika hujan turun. Maka aku masih saja tidak mengerti, apakah yang jatuh dari langit itu air, atau memang kenangan-kenangan yang tersimpan?
Ahh. Aku tidak peduli lagi.
Bukankah hidup ini sejatinya memang bertujuan untuk membikin kenangan? Asalkan aku terus berjalan maju dan tidak lagi kembali ke belakang, aku rasa aku akan tetap baik-baik saja.


22-06-2020


Rabu, Juni 10, 2020

Selamat ulang tahun ibu

Pekerjaan membuat aku sibuk mengurusi dunia..
Rumitnya cara untuk sekedar bertahan pada sebuah hidup yang semakin lama semakin sulit membuat aku tidak sempat memikirkan apapun termasuk dirinya.
Dan hasil dari sebuah keringat berupa materi yang setiap bulan bisa aku kirim membuat aku merasa bahwa aku berhasil membahagikannya. 
Tapi...
Aku salah..
Aku salah karna berpikir ketidak hadiranku untuk bekerja membuat nya merasa nyaman..
Aku salah karena berpikir materi yang selalu aku kirim kepadanya membuat dia merasa tenang..
Dan aku salah karena berpikir dia bahagia..
Aku salah..
Kebahagiaan jauh lebih sederhana dari apapun..
Merasa kesal setiap dibangunkan dan disuruh mengantarkan ke pasar adalah kebahagiaan tak tergantikan.
Mendengar dia melantunkan ayat suci pada siang hari adalah kebahagiaan tak tergantikan.
Dan waktu dimana aku bisa selalu bersamanya adalah kebahagiaan tak tergantikan.
Maaf jika tahun ini aku tidak bisa memberikan kebahagiaan sesederhana itu..
Aku berharap Tuhan masih memberikan kesempatan untuk bisa melakukannya tahun depan..bersamamu..

Selamat ulang tahun ibu.


10-06-2020

Skenario terbaik-Nya

Sering kali manusia di penuhi rasa kesal juga kecewa, saat harapan tak selaras dengan kenyataan. Namun, inilah kehidupan ... Banyak misteri ...