Jumat, Februari 24, 2023

Kopi ini selalu spesial buatmu

Aku pernah menangis sejadi-jadinya, tanpa ada peluk siapa pun yang menenangkan di baliknya. Sendirian--digenggam erat oleh perasaan sakit yang tidak ada bandingan, sakit sekali. Dadaku jejal, untuk sekadar bernapas lega saja, aku kesulitan. 

Aku pernah kehilangan hingga mati rasa, tidak menemukan kesakitan,tetapi juga tidak untuk sebuah kebahagiaan. Hampa, resah, tetapi riuh dalam atma menjelaskan bahwa kondisiku jauh dari kata baik-baik saja. 

Aku pernah kehilangan diriku sendiri, saat di mana tidak aku kenali sosok yang sedang aku tinggali. Seolah ada, pada jiwa yang tidak seharusnya. Gagal mengenal ingin juga perlunya 'aku'. Melihat aku yang sebenarnya, sudah tidak ada lagi. 

Iya, di balik semua pernah perilah duka, juga ketidak baikkan yang aku terima, ada satu bahagia,kala itu. Bahagia alakadarnya, yang Allah titipkan pada seseorang yang aku sebut hidup. Darinya, kutemukan lagi diri yang sempat mati bersama rasa sakitnya. Namun, tidak lekas aku sembuhkan, sebab bukan ia penyebabnya. 

Bertahun-tahun lamanya, aku hidup dalam ketidakpastian, menggenggam yang bukan kuatku, memeluk yang bukan milikku. Dia dihadirkan bukan sebagai pelengkap, tetapi sebagai pelajaran selanjutnya. Dihadirkannya dia, hanya untuk membuatku kembali mau menghela napas untuk melanjutkan semuanya. 

Bahagiaku sederhana, tetapi tidak semua bisa aku dapat. Sebab, hadirnya hanya sebatas itu, tidak bisa diganggu gugat untuk porsi lebih dari itu. 

Aku sudah melewati perjalanan panjang, hingga akhirnya aku temukan satu wanita yang tidak pernah ingin menggores hatiku oleh sebab kesakitan. Tidak pernah ia lakukan, hal-hal yang membuat air mataku jatuh tidak terelakan. Dia satu-satunya, bahagia paling sempurna milikku. 

Syukur, senyum, napas lega, tenteram, dan hidup seutuhnya; aku dapat dari sosok sederhana itu. Aku tidak ingin menggantungkan hidupku padanya, tetapi Allah sajikan perjalanan paling manis kepadanya. Tidak ada bahagia, selain dari bahagia yang aku punya setelah dengannya. 

Dia cintaku, hidup yang aku perlu. Wanita yang yang menjadi ibu dari anak-anakku , disaksikan seluruh malaikat yang turut tersenyum atas senyumku. Semoga, Allah jaga hatinya, luluhkan sanubarinya. Tulusnya, adalah alasan kehidupan berjalan penuh kesyukuran. 

Hey, sayang? Kemarilah, seperti sebelumnya; menikmati secangkir kopi hangat buatanku, dan dengarkan keluhku. Hingga hari ini, belum kutemukan telinga yang siap mendengarku kapan saja, sepertimu. 
Yogyakarta, 24 Februari 2023

Skenario terbaik-Nya

Sering kali manusia di penuhi rasa kesal juga kecewa, saat harapan tak selaras dengan kenyataan. Namun, inilah kehidupan ... Banyak misteri ...