Sabtu, Juli 21, 2018

Saat kudengar kabar kau akan menikah dengannya bulan depan

Perpisahan sepatutnya tak menjadikan langitku suram. Ketika ku melihat laut dan merasakan deburan ombak, ku akan mengingatmu meski kita berdua tak ada di sana. Ketika ku lewati malam, di antara cahaya lampu yang menerangi setiap jalanku, ku akan merasakan hadirmu meski kita berdua tak lagi ada di sana.
Ketika ku mengenang tempat yang pernah kita singgahi, percayalah aku melihat bayangmu ada di sana meski raga kita berdua tak ada di sana. Kubisikkan rindu saat kau terlelap agar kau tau bahwa aku tetap ada dan tidak pernah sedikitpun berjalan mundur.
Mungkin segalanya telah berakhir, namun tidak  dengan segala kenangan kita. Mungkin kau sudah pergi tapi tidak dengan hatiku, selangkahpun aku tak pernah pergi. Aku sudah lelah dihantam rasa ini, harus memeluk rasa sakit yang kian menyayat hati. Mengapa sakit sekali?
Satu hal yang membuat aku tersenyum ketika tau alasan yang sebenarnya mengapa Tuhan memberikan rasa sakit ini, Tuhan telah memilihku untuk melewati hal seperti ini karena Tuhan tau bahwa aku mahluk yang paling kuat meskipun seorang diri. Ya hanya sendiri.
Kisah tentang dirimu akan kuceritakan kelak pada anak-anakku nanti,bahwa aku telah menyesal melepas bidadari yang pernah singgah di hidupku.
Tak sedikit lelehan bening dari pelupuk mata tumpah hanya karena siksaan waktu yang mengingatkan kenangan, tak sedikit tawa yang sudah kita goreskan dalam setiap hembusan nafas. Semua itu masih tersimpan rapih disini, dihatiku.
Tangerang,21-07-2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Skenario terbaik-Nya

Sering kali manusia di penuhi rasa kesal juga kecewa, saat harapan tak selaras dengan kenyataan. Namun, inilah kehidupan ... Banyak misteri ...