Kita menikmatinya dari beranda lantai dua
Aroma secangkir kopi hitam pecah di udara
Aku hirup dan nikmati tiap teguknya.
Kau masih mengoceh banyak hal
Perihal anak kita jika nantinya bebal
Perihal dunia yang menurutmu janggal
Perihal orang-orang yang kau kenal.
Aku sandarkan tubuhmu dalam pelukku
Kau menatapku bingung.
Aku usap rambut yang menutup wajahmu
Kau menyimpul senyum.
Ssttt.... Diamlah sejenak sayang, Senja ini akan berganti petang, kataku.
Kau mengangguk sambil tersenyum
Aku kecup keningmu
pipimu meranum.
Kita hanyut dalam tenang
Dalam hangatnya sunyi menjelang petang
Sebab malam adalah cara waktu mengobati kita,
memberi ruang kepada kata untuk sekadar melepas luka.
Yogyakarta, 20052021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar