Berulang kali kau susuri ujung jalan
itu, di sana begitu ramai kau dapati pujian juga namamu dielu-elukan bak petinju yang memukul lawan hingga tersungkur, atau pencetak gol dengan selebrasi salto di depan ribuan kaum hawa yang haus akan perhatian.
Sekarang apa yang bakal kau dengar, lelaki?
sudah ribuan derap langkah sejak musim berganti, yang kau dapati hanya sunyi.
Dan airmata menetes perlahan membasuh telaga yang ranggas oleh
terik kesombongan.
Bulir-bulir benih kebaikan lupa kau siram, membusuk di hamparan.
tak sempat menjadi hijau raya-raya.
Apa yang kau cari, lelaki?
nurani manusia sudah menjadi mendiang
bahkan kabar duka itu tak pernah kau dengar
bahkan angin pun enggan mengucap
belasungkawa.
Jombang,11-08-2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar