Apa yang lebih baik daripada duduk di samping jendela menatap rinai hujan?
Yaitu ketika kita berdua berlari kecil saling menutupi kepala lalu berteduh dan bercerita panjang.
Apa yang lebih nyaman daripada keramaian sebuah pesta?
Yaitu duduk di sampingmu, tanpa sepatah kata. Kau bersandar di bahuku, kepalaku bersandar di kepalamu. Hati kita seimbang sehasta bahu.
Apa yang lebih menyenangkan daripada menyaksikan band kesayangan di depan mata?
Yaitu duduk di satu meja yang sama denganmu, mendengarkan kau begitu antusias membicarakan tentang mimpi-mimpimu, tentang hal yang kau sukai, tentang gelak-gelak tawa lucu.
Apa yang lebih menyenangkan daripada pulang di keadaan jalan yang lengang?
Yaitu menelusuri macet panjang, dan kau memeluk pinggangku di belakang. Menempelkan dagumu di bahuku. Dua tubuh begitu dekat menghempas segala ragu seakan berharap roda tak berjalan barang seujung kuku.
Apa yang lebih terasa begitu tenang ketimbang kesunyian?
Yaitu memeluk tubuhmu. Mendekapmu erat-erat, mengikatmu kuat-kuat, mencium wangi tubuhmu di hidungku, mengalungkan erat tanganku di tubuh kecilmu.
Bersamamu, saling diam dan begitu hening tak pernah jadi masalah.
Bersamamu, perjalanan pulang kuharap menjadi begitu panjang.
Bersamamu, mendengarkan tak kunjung menyentuh kata bosan.
Bersamamu, hujan tak pernah terasa menyebalkan.
Bersamamu, memeluk raga tak kusangka rasa-rasanya begitu nyaman.
Begitulah..
Begitulah tentang dirimu di kepalaku sayang.
Yogyakarta, 09-08-2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar