Bismillahirrahmanirrahiim..
Terima kasih ya Rabb, engkau telah memberikan ku kesempatan hidup untuk kedua kalinya. Engkau percaya bahwa aku bisa menjalaninya.
Tepat 1 tahun yang lalu, 9 maret 2017. Pada hari itu saya mendapatkan musibah,tertimpa press cetakan ban yang aku setting dan ciptakan sendiri di tempatku mencari nafkah.Kesadaran saya pun timbul tenggelam. Saya langsung dibawa ke rumah sakit oleh orang perusahaan.
Hasil dari CT Scan menunjukkan bahwa tulang ibu jari kiri dan tendon syaraf luka cukup buruk. Pembengkakan ini akan mengakibatkan fraktur palang, saya kekurangan darah dan melumpuhkan sebagian area telapak tangan kiri serta jaringan jari, singkat katanya jika tidak cepat-cepat ditangani akan mengalami infeksi.
Sehabis operasi Ibu jari dan telapak tangan
Terbaring di Rumah Sakit Usada Insani.
Kamar Cendrawasih 3A.
1 tahun lalu.
Akhirnya saya harus mendapatkan operasi di telapak tangan kiri bagian ibu jari dengan 30 jahitan pada tengah malam menjelang sepertiga malam. Lumayan panjang juga rute yang tim dokter operasi di tangan ini. Satu minggu menginap di RS Usada Insani kamar Cendrawasih nomor 3A (masih ingat saya dengan kamar itu, hehe..) tangan kiri saya pun harus dijadikan style Petarung mirip Mike Tyson. Bayangkan saja, saya waktu itu tidak tahu bagaimana rupa penampilan ini.
Semangat ini yang membuat saya bisa bangkit dari musibah kecelakaan. Meskipun selama hampir 9 bulan harus rawat jalan bolak balik rumah sakit, mengkonsumsi obat Xepadergin dan Sanmol sebagai dopping, tidak bisa tidur nyenyak , tidak bisa jingkrak-jingkrak dengan leluasa, trauma naik motor sampai 9 bulan, tidak leluasa saat keramas, selalu phobia dan merasa ketakutan berlebih saat berada di kendaraan ataupun di jalan, terkadang merasa panas tiba-tiba di kepala, ada bunyi-bunyi yang ditimbulkan gesekan sendi dengan tulang tangan kiri, merasakan seperti adanya loncatan darah dari pembuluh darah di tanganku.
Semua itu saya perangi dengan terus berusaha untuk bangkit. Ibu hanya bilang "Hidup itu perjuangan" meskipun sekedar lewat pesan singkat karena waktu itu aku tak mau menjadikannya beban karena Ibu ada di Jawa Timur. Kata-kata itulah yang selalu saya ucapkan berulang kali dimana pun, kapan pun. Almarhum Bapak pun bilang "Jangan ada rasa takut, kamu tidak berbeda". Tidak akan ada ketakutan dalam menjalani semua, karena semua diserahkan pada kuasa Allah SWT.
Ini adalah puisi saya pertama kali saat bisa pulang ke rumah,untuk meminta maaf pada semua keluargakum
"Di Antara Batas Waktu Sepertiga Malam-Mu"
Dalam batas jiwa
Ku terdesak sebuah pilihan
Relung hati terdiam bernaung dalam ilusi
Lirihan sumbang terngiang berdendang dikejauhan
Raga dan takdir ku terjebak dalam separuh hidup maya ku
Antara raga dan jiwa terasa menjauh dibatas waktu
Dalam batas jiwa
Ku tercipta untuk Mu ya Rabbi…
Engkau curahkan setiap berkah di seluruh nadiku
Engkau menjaga ku dalam setiap detik dan detak jantung ini
Antara senyum dan tangis ku
Berselaras di batas waktu sepertiga malam Mu
Dan Aku sangat berterimakasih kepada Seseorang yang pernah menyemangatiku yaitu Adekku,sahabatku,Rekan kerjaku,teman kuliah dan Kau Bu Maya Kumalasari terutama yang pernah singgah dan ku kecewakan.Terima kasih atas semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar